Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah

Kita sebagai mahluk beragama dengan mudah bisa meyakini eksistensi Sang Pencipta bila melihat keselarasan, kemegahan, kesempurnaan proses biologis dan mekanisme setiap benda di alam ini.

Namun nyatanya tidak semudah itu. Tafsir kitab suci yang beragam, penyimpangan penganut agama memahami ajaran cinta yang dibawa para nabi, munculnya teori evolusi, serta penemuan arkeolog dan proses yang terjadi di alam semesta mengakibatkan manusia mempertanyakan kembali sosok Tuhan.




Terlepas dari utopia surga dan neraka, apakah pengetahuan bisa membuktikan bahwa pencipta ada? Jawabannya adalah ya. Banyak ilmuwan masih meyakini ada Dzat di balik penciptaan semesta ini.

Baru-baru ini dua ilmuwan, Christoph Benzmüller dari Berlin Free University dan rekannya Bruno Woltzenlogel Paleo dari Technical University, Wina dikabarkan oleh media berhasil membuktikan dalil keberadaan Tuhan yang sebelumnya telah dipopulerkan matematikawan Austria, Kurt Godel, dengan menggunakan komputer Macbook.

Menurut duo ilmuwan ini, setelah menganalisis dalil Godel dalam tingkat matematika, dalil Godel bisa dibuktikan, setidaknya dalam tingkat pemahaman matematika. Keduanya membuktikan beberapa dalil dan aksioma dibuktikan dengan beberapa program pembuktian seperti THF TPTP, Nitpick, LEO-II dan Satallax, program pembantu pembuktian seperti Coq, Isabelle.

Seperti apakah dalil yang dicetuskan Godel?

Kurt Godel, matematikawan asal Checko kelahiran 28 April 1906 ini pernah mengeluarkan teori bahwa Tuhan bisa dibuktikan dengan dalil (decoded). Lima aksioma yang dituliskannya sebagai berikut:

1. "Properti" apapun, atau penyangkalan terhadap properti itu, adalah "positif"; tetapi tidak mungkin bahwa properti dan penyangkalan tersebut positif.

2. Jika satu properti positif  menyiratkan bahwa selalu ada beberapa properti, maka properti tersirat positif.

3. Properti tentang Tuhan (sesuatu yang seperti Tuhan; God-like) adalah positif.

4. Sifat-sifat properti yang positif hasilnya selalu positif.

5. Properti yang eksis selalu positif.

Catatan: Properti dalam KBBI: tanah milik dan bangunan, kepemilikan.
Maka properti bisa diartikan sesuatu benda yang ada dan kepunyaan pemiliknya.

Gödel membuktikan teorema menengah dan salah satu akibat wajar dalam buktinya. Aksioma pertama, ia membawa kita pada kesimpulan "Properti positif mungkin eksis". Setelah menambahkan aksioma ketiga, Tuhan, atau "menjadi seperti Tuhan" memiliki kemungkinan yang eksis. Dengan bantuan aksioma keempat, Gödel menyatakan bahwa "menjadi seperti Tuhan" satu inti dengan mahluk ciptaan "seperti Tuhan".

Setelah menambahkan aksioma akhir, Gödel menyimpulkan: adalah sangat diperlukan bahwa Tuhan itu ada.

Untuk memahami kalimat Godel tentang "menjadi seperti Tuhan / God-like" Anda harus membuka wawasan, menyingkirkan sejenak emosi agamis yang langsung terpaku pada Tuhan itu Allah, atau Elohim, Yahweh, dan sederet nama lain misalnya.  Di kalangan ilmuwan, "menjadi seperti Tuhan"  berarti ada Dzat yang mencipta, dan manusia menyebutnya Tuhan.

Mungkin terjemahannya agak susah ke Bahasa Indonesia. Bagaimanapun, kesimpulan dari dalil Godel adalah Dzat yang mencipta alam semesta ini, kita sebut Tuhan, adalah eksis, ada.


Filsuf Euclid
Dalil Godel sesungguhnya telah dicetukan berabad-abad lalu oleh filsuf Yunani kuno dan matematikawan Euclid.

Euclid menawarkan kasus "paralel" yang menarik. Aksiomanya menyatakan bahwa ada hanya satu garis lurus, 'S', melalui titik tertentu 'G' yang tidak berada pada garis lurus 'L'. Sehingga garis 'S'  tidak pernah bersinggungan pada garis 'L'. Euclid mendefinisikan "geometri" ini pada permukaan datar. Kelemahan aksioma Euclid adalah, bila diterapkan pada bidang bulat seperti bola akan memberi hasil berbeda. Karena itu Godel bisa dibilang memiliki dalil yang lebih sempurna, dan duo ilmuwan seperti disebut pada awal artikel bisa membuktikannya dengan bantuan komputer.