Awar-awar-Ficus septica


1. Nama tanaman
Nama daerah : Kiciyat (Sunda),  Awar-awar (Jawa Tengah, Belitung), Barabar (Madura),  Sirih popar (Ambon), Bei, Loloyan (Minahasa); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate) (Hutapea, 1991).
Nama asing : Papua Nugini : Omia (Kurereda), Manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), Bahuerueru (Vanapa); Filipina: Hauili (Filipino), Kauili (Tagalog), Sio (Bikol).
Nama simplisia adalah Fici septicae folium (daun awar-awar).

2. Klasifikasi tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus septica Burm. F. (van Steenis, 1975)

3. Uraian tanaman
Pohon atau semak tinggi, tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok-bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 x 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkalnya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5-2 cm. Waktu berbunga Januari-Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m di atas permukaan laut, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.

4. Kandungan dan Manfaat Tanaman
Daun Ficus septica mengandung senyawa flavonoid genistin dan kaempferitrin, kumarin, senyawa fenolik, pirimidin dan alkaloid antofin, 10S,13aR-antofin N-oxide, dehidrotylophorin, ficuseptin A, tylophorin, 2-Demetoksitylophorin, 14α-Hidroksiisotylopcrebin N-oxide, saponin triterpenoid, sterol (Wu et al., 2002 cit Lansky et al., 2008, Yang et al., 2005, Damu et al., 2005). Akar mengandung sterol dan polifenol (Hutapea, 1991). Alkaloid yang terkandung pada batang antara lain adalah fenantroindolisidin (ficuseptin B, ficuseptin C, ficuseptin D, 10R,13aR-tylophorin N-oxide, 10R,13aR-tylocrebrin N-oxide, 10S,13aR-tylocrebrin N-oxide, 10S,13aR-isotylocrebrin N-oxide, dan 10S,13aS-isotylocrebrin N-oxide (Damu et al., 2005). Daun dan akar mengandung stigmasterol dan β-sitosterol. Daun dan batang mengandung alkaloid isotylocrebin dan tylocrebin (Wu et al., 2002 cit Lansky et al., 2008).
Daun digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas. Akar digunakan untuk penawar racun ikan dan penanggulangan asma. Perasan air dari tumbukan akar awar awar dan adas pulowaras dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat penyebab muntah yang sangat manjur. Untuk obat bisul dipakai ± 5 gram daun segar Ficus septica, ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada bisul. Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.