Did You Know...?
""

Home » » Metode Ilmiah Biologi

Metode Ilmiah Biologi

Metode ilmiah adalah cara kerja dari ilmu pengetahuan, brsifat ilmiah serta merupakan langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu yang baik direfleksikan atau diterima begitu saja.

           Observasi Prinsip-prinsip Umum
Metode atau cara kerja Ilmu pengetahuan pertama kali di kemukakan oleh Filsuf Yunani, Aristotelas. Ia memandang penelitian ilmiah sebagai kelanjutan dari observasi-observasi empiris ke prinsip umum (induksi) dan kemudian dari prisip umum ke observasi(deduksi).
Jadi, inti dari metode ilmiah adalah dimana seseorang mampu berfikir logis, analistis, (menggunakan analisis), dan empiris (seseai kenyataan).
Dalam melakukan aktifitas ilmiah, kita perlu memperhatikan struktur metode ilmiah, struktur metode penelitian ilmiah, stuktur penulisan ilmiah atau cara penyusun laporan ilmiah, serta bahasa ilmiah. Selain itu kita mampu bersikap ilmiah saat melakukan aktifitas ilmiah.

Struktur Metode Ilmiah
Penelitian akan berhasil dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan struktur metode ilmiah. Sruktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah yang terdiri dari:
a. perumusan masalah
b. pembuatan kerangka berfikir
c. penarikan hipotesis
d. pengujian hipotesis, dan
e. penarikan kesimpulan.

a. Perumusan masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut.
b. Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktot yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
c. Penarikan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.

UPAYA MENYINGKAP SUATU MASALAH DAN PENERAPANNYA DALAM METODE ILMIAH
  No.
Struktur Metode Ilmiah
Penerapan langkah-langkah Metode Ilmiah
1
2
3
4
5
Perumusan masalah
Penyusun kerangka berfikir
Penarikan hipotesis
Pengujian hipotesis
Penarikan kesimpulan
Benarkah kehidupan berasal dari benda mati?
Membaca teori abiogenasis dan hasil penelitian para ilmuan pendukungnya.
Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebalumnya.
Melakukan percobaan dengan dua bua toples yang masing-masing d isi sekerat daging. Toples I ditutup dan toples II dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari toples I tidak ditemukan adanya belatung dan pada toples II di temukan banyak belatung
Belatung pada daging yang membusuk berasal dari telur lalat yang menetas, jadi makhluk hidup berasal dari mahkluk hidup.
Contoh Penelitian Induksi dan Deduksi
Induksi
Ari mengamati bahwa daun padi, jagung, sirih, cengkeh, jambu air, jambu biji, serta mangga, semuanya berwarna hijau. Hasil observasi yang di tinjaklanjuti dengan penelitian, ari menemukan bahwa semua daun tersebur mengandung zat hijau daun atau klorofil. Simpulan berdasarka logika induksi adalah ”semua daun berwarna hijau mengandung klorofil”. Berdasarkan data empiris dapat ditarik kesimpulan yang bersifat umum, yaitu semua daun berwarna hijau mengandug klorofil.
z Deduksi
Maria dan Nelly daun pohon Damar di daerah pegunungan dan daun Hydrilla di danau, berdasarkan pustaka yang mereka baca, walaupun berbeda habitat, Maria dan Nelly menggunakan Logika Deduksi menyimpulkan bahwa kedua daun tanaman tersebut mengandung klorofil. Dala penelitian tersebut, prisip umumnya ialah semua daun hijau mengandung Klorofil. Hal khisusnya ialah daun damar dan daun hydrilla mengandung klorofil.
Share this article :