Did You Know...?
""

Home » » Sitoskeleton

Sitoskeleton

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan filamen perantara (intermediate). Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.
Sitoskeleton berperan utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel (Campbell, 2004). Fungsi umum sitoskeleton adalah memberikan dukungan mekanis pada sel dalam mempertahankan bentuknya. Terdapat tiga jenis sitoskeleton yaitu : mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermedier. Mikrotbnula berupa tabung berongga yang terdiri dari protein globular : tubulin, sedangkan mikrofilamen terdiri dari 2 untai aktin yag saling terjalin, jadi monomer dari mikrofilamen adalah aktin. Sementara itu filamen intermedier berupa protein serabut yang menggulung seperti kabel yang lebih tebal.
Sitoskeleton penting untuk beberapa jenis motilitas sel. Motilitas sel mencangkup perubahan tempat sel dan pergerakan sel yang lebih terbatas. Motilitas sel membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein. pada umumnya untuk melihat fungsi sitoskeleton secara langsung, dilakukan pengamatan fungsi mikrotubul dengan mengamati gerak pada Paramaecium dan Chlamydomonas.
Share this article :