Ledakan Matahari terbesar dalam 7 tahun terakhir menyebabkan lontaran massa korona yang akhirnya sampai ke Bumi. Sejumlah peringatan berlebihan dikirim lewat Blackberry Messenger dan SMS. Dikatakan bahwa radiasi yang mencapai Bumi tergolong kuat dan masyarakat yang keluar rumah wajib melindungi kulit. Benarkah demikian?
Bahwa ledakan Matahari dan badai Matahari membawa konsekuensi pada radiasi, itu benar. Saat ledakan Matahari terjadi, radiasi dipancarkan ke seluruh angkasa di Tata Surya. Bumi pun dihujani radiasi. Tapi, dampaknya tak seburuk yang dibayangkan.
Todd Hoeksema, astronom Stanford University menuturkan, "Radiasi ultra violet dari Matahari memang meningkat ribuan kali saat ledakan Matahari. Namun, itu di luar atmosfer Bumi. Jumlah sinar ultraviolet yang sampai permukaan sama saja seperti biasa."
"Sinar UV sangat energetic jadi berinteraksi dengan atmosfer, memecah molekul dan mengionisasi atom. Ketika sinar UV bergerak di udara, semakin banyak yang diserap. Kebanyakan diserap pada ketinggian 80-100 mil di atas permukaan," sambung Hoeksema.
Dengan proses tersebut, kata Hoeksema seperti dikutip Life Little Mysteries, bahwa peningkatan jumlah sinar ultraviolet yang mencapai Bumi sebenarnya sangat minimal alias tak perlu terlalu dikhawatirkan. Perlindungan kulit seperti yang dimaksud dalam pesan BBM dan SMS terlalu berlebihan. Manusia di Bumi tak perlu panik. Antisipasi dampak badai Matahari langsung terhadap tubuh hanya perlu diwaspadai oleh para astronot di luar angkasa. Jika pun perlindungan kulit harus dilakukan, langkah itu tak perlu dikaitkan dengan puncak aktivitas Matahari dan badai Matahari.
"Yang menjadi masalah adalah dosis kumulatif dari radiasi UV, bukan peningkatan kecil di sini sana," ungkap Hoeksema. Sinar UV diketahui bisa memicu mutasi genetik dan menyebabkan kanker kulit.
"Karena efeknya kumulatif, saya pikir orang harus memakai tabir surya setiap saat," pungkas Hoeksema.
Bahwa ledakan Matahari dan badai Matahari membawa konsekuensi pada radiasi, itu benar. Saat ledakan Matahari terjadi, radiasi dipancarkan ke seluruh angkasa di Tata Surya. Bumi pun dihujani radiasi. Tapi, dampaknya tak seburuk yang dibayangkan.
Todd Hoeksema, astronom Stanford University menuturkan, "Radiasi ultra violet dari Matahari memang meningkat ribuan kali saat ledakan Matahari. Namun, itu di luar atmosfer Bumi. Jumlah sinar ultraviolet yang sampai permukaan sama saja seperti biasa."
"Sinar UV sangat energetic jadi berinteraksi dengan atmosfer, memecah molekul dan mengionisasi atom. Ketika sinar UV bergerak di udara, semakin banyak yang diserap. Kebanyakan diserap pada ketinggian 80-100 mil di atas permukaan," sambung Hoeksema.
Dengan proses tersebut, kata Hoeksema seperti dikutip Life Little Mysteries, bahwa peningkatan jumlah sinar ultraviolet yang mencapai Bumi sebenarnya sangat minimal alias tak perlu terlalu dikhawatirkan. Perlindungan kulit seperti yang dimaksud dalam pesan BBM dan SMS terlalu berlebihan. Manusia di Bumi tak perlu panik. Antisipasi dampak badai Matahari langsung terhadap tubuh hanya perlu diwaspadai oleh para astronot di luar angkasa. Jika pun perlindungan kulit harus dilakukan, langkah itu tak perlu dikaitkan dengan puncak aktivitas Matahari dan badai Matahari.
"Yang menjadi masalah adalah dosis kumulatif dari radiasi UV, bukan peningkatan kecil di sini sana," ungkap Hoeksema. Sinar UV diketahui bisa memicu mutasi genetik dan menyebabkan kanker kulit.
"Karena efeknya kumulatif, saya pikir orang harus memakai tabir surya setiap saat," pungkas Hoeksema.
Jual minyak argan ยท 326 weeks ago
inex99 22p ยท 153 weeks ago
slot indonesia
situs slot
mesin slot
situs pulsa
slotrtp
rtpslot
situsrtpslot
situs deposit 5000
cracked-apps ยท 127 weeks ago
inkscape full crack
karafun player full crack
crack mp4 to mp3 converter
frederick292 4p ยท 123 weeks ago
Cellobet ยท 120 weeks ago
fani ยท 113 weeks ago
Bobby ยท 56 weeks ago