Did You Know...?
""

Home » » Mikroba Sebagai Baterai Wahana Antariksa

Mikroba Sebagai Baterai Wahana Antariksa

Wahana antariksa milik NASA yang bertugas ke Mars, Curiosity, adalah salah satu wahana antariksa paling modern dalam hal sistem pemasok dayanya. Curiosity memakai Radioisotope Thermoelectric Generator (RTG) yang memanfaatkan plutonium. Sistem yang dipakai oleh Curiosity sudah merupakan kemajuan. Pemakaian energi surya saat ini kurang cocok dengan misi antariksa ke planet atau bulan yang jauh dari Matahari. Energi Matahari yang diterima akan terlalu sedikit untuk mengisi ulang tenaga wahana antariksa itu.
Meskipun demikian, RTG masih menyimpan kelemahan. RTG lebih cocok untuk wahana antariksa berukuran besar. Jika wahana dirancang dengan bobot mencapai 900 kg seperti Curiosity, tentu tak masalah. Tapi bagaimana jika hal itu diterapkan untuk wahana yang lebih kecil? Bagaimana caranya?
Ilmuwan menggagas apa yang dinamakan Microbial Fuel Cells (MFCs). Sistem ini menghasilkan jumlah energi yang lebih sedikit, tetapi berorientasi jangka panjang. Kelebihan lain adalah efisisen.
MFCs dapat dianalogikan seperti sebuah baterai hidup. Ya, baterai ini dipenuhi mikroba yang memakan gula dan menghasilkan energi. Karena bakteri ini memakan gula, bisa disebut juga sel bahan bakar manis.
Secara teori, MFCs mampu memproduksi energi dengan efisiensi lebih dari 50 persen, sementara RTG hanya 10 persen. Meskipun MFCs tidak dapat memberi cukup daya bagi gerak wahana antariksa besar, tetapi sistem ini bisa menjaga peralatan rendah daya tetap beroperasi.
MFCs akan sempurna bila dimanfaatkan untuk menggerakkan robot kecil yang sesekali melompat dari tempat satu ke tempat lain. Aplikasi lainnya juga mungkin dikembangkan di kemudian hari. MFCs rencananya akan dimanfaatkan untuk mendukung operasi Naval Research Lab, terutama pada sistem penggeraknya.
Share this article :