Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTL BPPT) mengembangkan teknologi pengelolaan limbah cair dari industri tahu di Banyumas, Provinsi Jawa Tengah menjadi biogas. "Pengelolaan limbah cair tahu menjadi biogas sudah kita mulai sejak 2009 dan saat ini masyarakat sekitar industri tahu di Banyumas sudah dapat memanfaatkan biogas yang dihasilkan untuk memasak," kata peneliti BPPT, Widiatmini SW
Widiatmini selaku koordinator program pengembangan energi biogas pada industri tahu untuk mendukung cluster mandiri energi dan mitigasi gas rumah kaca, mengatakan, industri tahu menghasilkan emisi gas rumah kaca terbesar disamping industri tapioka. Pengolahan limbah tahu cair dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan membantu pemenuhan energi bagi masyarakat sekitar, katanya.
Di Indonesia saat ini terdapat 84.000 industri tahu dan jumlah limbah cair yang dihasilkan mencapai 20 juta m3 per tahun, jika dikelola total emisi gas rumah kaca yang bisa dikurangi hampir satu juta ton per tahun, katanya. PTL BPPT mengolah limbah cair industri tahu dari satu meter kubik limbah menjadi 6.500 liter biogas. Teknologi yang digunakan adalah Fixed Bed Reactor. Pengembangan dilakukan di desa Kalisari dan Cikembulan Kabupaten Banyumas dengan bantuan pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi.
Dari percontohan yang sudah dibangun di dua desa tersebut, biogas yang dihasilkan dimanfaatkan oleh 50 rumah tangga untuk menggantikan LPG. Total penghematan LPG yang diperoleh 90 ton per tahun dan reduksi emisi CO2 sebesar 184 ton per tahun.