Did You Know...?
""

Home » » Orthorexia

Orthorexia



Menjaga asupan dengan makanan sehat memang penting supaya kita terhindar dari penyakit dan kegemukan. Tetapi jangan sampai hal itu menjadi obsesi karena justru dapat membahayakan kesehatan. Orthorexia atau obsesi pada makanan sehat adalah istilah baru untuk menggambarkan seseorang yang sangat terobsesi pada pola makan yang sempurna dan diolah dengan higienis, serta diatur jadwal dan takarannya.

Kaum wanita adalah kelompok yang paling rentan terjebak pada gangguan orthorexia ini. Mungkin hal ini karena ada tuntutan bagi kaum hawa untuk selalu tampil fit dan bertubuh ideal. Sebenarnya, apa yang salah dengan memperhatikan secara cermat apa yang kita makan? Memang tidak ada, tetapi jika hal itu sudah menjadi obsesi dan menuntut kesempurnaan, maka kita akan menjadi stres dan ujungnya justru mengganggu kesehatan. Menjalani pola makan yang ketat juga akan membuat tubuh kekurangan nutrisi penting yang sebenarnya diperlukan. 

Ada beberapa jenis makanan yang kerap dihindari oleh pengidap orthorexia, antara lain produk susu, daging, dan juga telur. Menghilangkan makanan tersebut dari daftar asupan harian akan membuat tubuh kekurangan vitamin B12 yang diperlukan untuk fungsi otak dan produksi sel darah merah. Makanan yang berasal dari padi-padian dan mengandung gluten juga sering dihindari. Padi-padian utuh sebenarnya mengandung mineral penting, misalnya magnesium untuk tulang sehat dan saraf, atau mangan untuk fungsi hati yang sehat. 

Selain itu lemak termasuk dalam makanan yang "haram" bagi pengidap orthorexia. Padahal, lemak berkualitas baik yang ditemukan dalam minyak zaitun, lemak, dan kacang-kacangan, diperlukan tubuh. Lemak jenis ini membuat kulit sehat dan melindungi organ-organ vital. 
Konsumsi lemak yang cukup juga membuat perut terasa kenyang lebih lama dan membantu penyerapan vitamin larut lemak seperti vitamin A dan D. Obsesi pada sesuatu hal, termasuk pola makan sehat, berarti Anda menempatkan diri dalam stres terus menerus. Hal ini bisa memicu hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. 

Normalnya, hormon stres hanya dikelaurkan ketika kita menghadapi situasi yang mengancam untuk meningkatkan suplai energi supaya kita langsung bertindak cepat. Tetapi saat pikiran kita percaya adanya ancaman yang konstan, bahkan hormon stres dalam jumlah kecil, akan mengganggu sistem pencernaan, sistem reproduksi, serta proses pertumbuhan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter gizi sebelum Anda menjalankan regimen diet baru. Jangan biarkan ketakutan berlebihan pada makanan tidak sehat justru membuat Anda semakin tidak sehat.
Share this article :