Did You Know...?
""

Home » » Mengenal Virus H7N9

Mengenal Virus H7N9

Virus ini bersifat Low Pathogenic (LPAI) pada unggas namun bersifat Highly Pathogenic (HPAI) pada manusia. Saat ini penyakit beredar dengan cepat di negara China, menyebar di 10 Propinsi dan menginfeksi 119 orang. Untuk mewaspadai sekaligus mengantisipasi masuknya virus tersebut di Indonesia kita perlu mengenal virus tersebut, sekilas pada tulisan ini disampaikan informasi mengenai virus novel H7N9 penyebab flu burung.
Virus influenza A subtipe H7  telah mengakibatkan lebih 100 kasus infeksi pada manusia sejak tahun 2002 di Belanda, Italia, Kanada, Amerika Serikat, dan Inggris.  Klinis penyakit dari infeksi subtipe H7 berkisar dari konjungtivitis, penyakit pernapasan ringan dan pneumonia.  Infeksi subtipe H7 telah menghasilkan proporsi yang penyakit lebih kecil (sakit rawat inap dan kematian) pada manusia daripada yang disebabkan oleh subtipe H5N1. Namun, beberapa subtipe H7  tampil lebih beradaptasi pada manusia atas dasar sifat virus dan tingkat penyakit di kalangan orang-orang yang terinfeksi.  Selain itu terjadi peningkatan isolasi virus influenza subtipe H7 dari unggas dan kemampuan subtipe ini dalam menyebabkan penyakit pada manusia.  Sehingga perlunya pengawasan lanjutan dan karakterisasi virus ini.
Virus influenza yang menginfeksi  unggas, hanya menyebabkan infeksi ringan atau bahkan tidak bergejala klinis digolongkan pada virus AI Low pathogenic (LPAI).  Sedangkan avian influenza subtipe H5 dan H7 mempunyai kemampuan genetik untuk berubah menjadi virus yang mempunyai virulensi tinggi dan menyebabkan kematian yang tinggi  pada unggas, sehingga disebut virus AI Highly Pathogenic (HPAI).
Virus influenza subtipe H7 seperti halnya virus influenza lainnya terbagi menjadi dua geographically genetic lineages yang berbeda yaitu North American (H7N2, H7N3) atau Eurasian (H7N7 dan H7N3).  Berbeda dengan virus AI subtipe H5, sejak tahun 1997 sampai sekarang, semua infeksi yang disebabkan oleh virus H5,  memiliki Neuraminidase subtipe 1. Virus AI subtipe H7 yang sukses bertransmisi ke manusia mempunyai Neuraminidase yang beragam, sehingga sepertinya subtipe Neuraminidase compatible dengan subtipe H7.
Pada unggas, virus AI subtipe H7 biasanya menyebabkan mild symptoms (meskipun terdapat juga beberapa wabah yang disebabkan virus subtipe ini) sehingga tidak menyebabkan kepanikan dan kegiatan aktif surveilans untuk mengidentifikasi virus ini.  Sangat berbeda dengan virus H5N1 yang menimbulkan banyak kematian dan kerugian pada unggas yang terinfeksi virus H5N1 sehingga dapat teridentifikasi dengan cepat.
Karakter Virus Novel H7N9
Beberapa kasus infeksi AI subtipe H7 pada manusia umumnya menyebabkan conjuctivitis atau penyakit pernapasan.  Namun pada tanggal 5 April 2013, China melaporkan 36 kasus pasien confirmed terinfeksi H7N9 dan sembilan diantaranya meninggal dunia.  Dunia menjadi waspada akan penyebaran virus H7N9 ke luar China, sehingga dibutuhkan kewaspadaan untuk dapat mengantisipasi penyakit ini termasuk Indonesia. Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan hasus melakukan koordinasi dalam melakukan aktif surveilans.
Virus novel H7N9 menurut Gao et al (2013) dalam analisisnya menyatakan bahwa semua gen dari tiga virus tersebut adalah avian origin,virus ini merupakan virus reassorment yaitu enam gen internal dari virus avian influenza A (H9N2) A/brambling/Beijing/16/2012,  gen HA berasal dari A/duck/Zhejiang/12/2011(H7N3), dan gen NA diduga berasal dari A/wildbird/Korea/A14/2011 (H7N9).  Beberapa orang yang terinfeksi ini tidak mengalami kontak langsung dengan unggas, meskipun telah juga ditemukan virus novel H7N9 pada merpati, lingkungan dan ayam yang mempunyai kemiripan genetik dengan virus novel H7N9 yang menginfeksi manusia.
Share this article :