Prosesโproses translasi (inisiasi, elongasi, dan terminasi) pada bakteria dan eukariot
Walaupun arsitektur ribosom bakteria dan eukariot mirip, ada perbedaan jelas dalam hal cara bagaimana translasi dilakukan oleh dua kelompok organisme ini. Perbedaan yang paling penting terjadi pada tahap awal translasi (pembentukan kompleks inisiasi translasi), yaitu ketika ribosom mengikat pada mRNA, tepatnya pada posisi sebelah hulu (upstream) kodon inisiasi.
Pada bakteria inisiasi translasi meliputi tahapโtahap sebagai berikut:
1. Proses inisiasi diawali ketika subunit kecil ribosom, bersamaan dengan faktor inisiasi IF3 mengikat pada situs pengikatan ribosom (ribosome binding site), juga dikenal sebagai urutan Shineโ
Dalgarno (ShineโDalgarno sequence).
โข Urutan ShineโDalgarno ini, yang mempunyai urutan konsensus 5โฒโAGGAGGUโ3โฒ pada E. coli
โข Urutan ShineโDalgarno terletak kurang lebih 3โ10 basa di sebelah hulu kodon inisiasi (titik awal
translasi). Situs pengikatan ribosom ini komplemen dengan daerah ujung 16S rRNA.
โข Selain mengikat situs pengikatan ribosom, subunit kecil ribosom juga mengikat kodon inisiasi
โข Kodon inisiasi biasanya adalah 5โฒโAUGโ3โฒ, yang menyandi metionin, walaupun kadangโkadang kodon 5โฒโGUGโ3โฒ and 5โฒโUUGโ3โฒ juga digunakan sebagai kodon inisiasi. Ketiga kodon ini dikenali oleh tRNA inisiator yang sama.
โข Pada awalnya tRNA inisiator mengikat metionin, selanjutnya metionin tersebut dikonversi menjadi Nโformilmetionin.
2. tRNAiMet inisiator dibawa ke subunit kecil ribosom oleh faktor inisiasi kedua, IFโ2, bersama molekul GTP (molekul sebagai sumber energi pada tahap akhir inisiasi). Perlu diingat bahwa tRNAiMet hanya dapat mengenali kodon inisiasi, tRNAiMet tidak dapat mengenali kodon 5โฒโAUGโ3โฒ internal pada mRNA.
3. Tahap inisiasi translasi diakhiri setelah faktor inisiasi, IFโ1, mengikat kompleks inisiasi ini. Peran faktor inisiasi IFโ1 tidak jelas, tetapi diduga memicu perubahan konformasi kompleks inisiasi sehingga memungkinkan subunit besar ribosom menempel pada kompleks ini. Penempelan subunit besar, membutuhkan energi yang diperoleh dari hidrolisis GTP, menyebabkan pelepasan faktor-faktor inisiasi translasi.
Inisiasi translasi pada eukariot
Oleh karena hanya sedikit mRNA eukariot yang mempunyai situs pengikatan ribosom, maka pengikatan awal subunit kecil ribosom terjadi pada ujung 5โฒ mRNA dan kemudian melakukan pergeseran posisi (scanning) sampai mencapai kodon inisiasi. Proses ini memerlukan banyak faktor inisiasi dan beberapa faktor inisiasi ini masih belum diketahui fungsinya.
Tahapan inisiasi translasi pada eukariot adalah sebagai berikut;
1. Tahap pertama meliputi pembentukan kompleks preโinisiasi (preโinitiation complex). Struktur ini
terdiri dari subunit 40S ribosom, โternary complex' yang tersusun dari faktor inisiasi eIFโ2 yang terikat tRNAMet inisiator, molekul GTP, dan tiga faktor eIFโ1, eIFโ1A, eIFโ3.
โข Seperti pada bakteria, tRNA inisiator ini tidak mengenali kodon internal 5โฒโAUGโ3โฒ. Berbeda dengan bacteria, tRNA inisiator eukariot diaminoasetilasi dengan metionin normal, bukan oleh Nโformilmetionin.
2. Kompleks preโinisiasi selanjutnya bergabung dengan ujung 5โฒ the mRNA. Tahap ini memerlukan kompleks pengikatan tudung (cap binding complex), kadangโkadang disebut eIFโ4F, yang terdiri dari faktor inisiasi eIFโ4A, eIFโ4E dan eIFโ4G.
โข Faktor inisiasi eIFโ4G berfungsi sebagai jembatan antara eIFโ4E (yang terikat pada tudung) dan eIFโ3 (yang terikat pada kompleks preโinisiasi) (Hentze, 1997). Hasil dari tahap ini adalah kompleks preโinisiasi menjadi terikat pada daerah ujung 5โฒ mRNA. Pengikatan ini juga dipengaruhi oleh ekor poli (A) ujung 3โฒ mRNA. Interaksi ini diduga dimediasi oleh protein PADP (polyadenylateโbinding protein), yang terikat pada ekor poli(A).
3. Setelah kompleks preโinisiasi mengikat ujung mRNA, kompleks ini sekarang disebut kompleks inisiasi (initiation complex), harus menggeserkan posisinya (scanning) sepanjang mRNA sampai mencapai kodon inisiasi.
โข Daerah yang harus dipindai (scanning) ini, disebut daerah leader mRNA eukariotik, panjangnya dapat beberapa puluh, atau bahkan ratusan nukleotida dan seringkali mengandung daerah yang membentuk struktur tusuk konde (hairpins) dan struktur pasangan basa lain. Ada dugaan, struktur tersebut dihilangkan oleh kombinasi faktor inisisiasi eIFโ4A dan eIFโ4B.
โข Faktor inisiasi eIFโ4A, dan mungkin juga eIFโ4B, mempunyai aktivitas helikase yang dapat memutuskan ikatan basa intramolekuler mRNAhas sehingga dapat melapangkan jalan kompleks inisiasi.
โข Kodon inisiasi, yang biasanya 5โฒโAUGโ3โฒ pada eukariot, dapat dikenali sebab urutan ini terdapat dalam urutan konsensus pendek, 5โฒโACCAUGGโ3โฒ, yang dikenal sebagai konsensus Koza (Kozak consensus).
4. Ketika kompleks inisiasi telah menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan mengikat kompleks inisiasi ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP dan pelepasan faktorโfaktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada tahap ini adalah eIFโ5 (yang membantu pelepasan faktorโfaktor inisiasi lain) dan eIFโ6 (yang bergabung dengan subunit besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada subunit kecil di dalam sitoplasma).
Walaupun arsitektur ribosom bakteria dan eukariot mirip, ada perbedaan jelas dalam hal cara bagaimana translasi dilakukan oleh dua kelompok organisme ini. Perbedaan yang paling penting terjadi pada tahap awal translasi (pembentukan kompleks inisiasi translasi), yaitu ketika ribosom mengikat pada mRNA, tepatnya pada posisi sebelah hulu (upstream) kodon inisiasi.
Pada bakteria inisiasi translasi meliputi tahapโtahap sebagai berikut:
1. Proses inisiasi diawali ketika subunit kecil ribosom, bersamaan dengan faktor inisiasi IF3 mengikat pada situs pengikatan ribosom (ribosome binding site), juga dikenal sebagai urutan Shineโ
Dalgarno (ShineโDalgarno sequence).
โข Urutan ShineโDalgarno ini, yang mempunyai urutan konsensus 5โฒโAGGAGGUโ3โฒ pada E. coli
โข Urutan ShineโDalgarno terletak kurang lebih 3โ10 basa di sebelah hulu kodon inisiasi (titik awal
translasi). Situs pengikatan ribosom ini komplemen dengan daerah ujung 16S rRNA.
โข Selain mengikat situs pengikatan ribosom, subunit kecil ribosom juga mengikat kodon inisiasi
โข Kodon inisiasi biasanya adalah 5โฒโAUGโ3โฒ, yang menyandi metionin, walaupun kadangโkadang kodon 5โฒโGUGโ3โฒ and 5โฒโUUGโ3โฒ juga digunakan sebagai kodon inisiasi. Ketiga kodon ini dikenali oleh tRNA inisiator yang sama.
โข Pada awalnya tRNA inisiator mengikat metionin, selanjutnya metionin tersebut dikonversi menjadi Nโformilmetionin.
2. tRNAiMet inisiator dibawa ke subunit kecil ribosom oleh faktor inisiasi kedua, IFโ2, bersama molekul GTP (molekul sebagai sumber energi pada tahap akhir inisiasi). Perlu diingat bahwa tRNAiMet hanya dapat mengenali kodon inisiasi, tRNAiMet tidak dapat mengenali kodon 5โฒโAUGโ3โฒ internal pada mRNA.
3. Tahap inisiasi translasi diakhiri setelah faktor inisiasi, IFโ1, mengikat kompleks inisiasi ini. Peran faktor inisiasi IFโ1 tidak jelas, tetapi diduga memicu perubahan konformasi kompleks inisiasi sehingga memungkinkan subunit besar ribosom menempel pada kompleks ini. Penempelan subunit besar, membutuhkan energi yang diperoleh dari hidrolisis GTP, menyebabkan pelepasan faktor-faktor inisiasi translasi.
Inisiasi translasi pada eukariot
Oleh karena hanya sedikit mRNA eukariot yang mempunyai situs pengikatan ribosom, maka pengikatan awal subunit kecil ribosom terjadi pada ujung 5โฒ mRNA dan kemudian melakukan pergeseran posisi (scanning) sampai mencapai kodon inisiasi. Proses ini memerlukan banyak faktor inisiasi dan beberapa faktor inisiasi ini masih belum diketahui fungsinya.
Tahapan inisiasi translasi pada eukariot adalah sebagai berikut;
1. Tahap pertama meliputi pembentukan kompleks preโinisiasi (preโinitiation complex). Struktur ini
terdiri dari subunit 40S ribosom, โternary complex' yang tersusun dari faktor inisiasi eIFโ2 yang terikat tRNAMet inisiator, molekul GTP, dan tiga faktor eIFโ1, eIFโ1A, eIFโ3.
โข Seperti pada bakteria, tRNA inisiator ini tidak mengenali kodon internal 5โฒโAUGโ3โฒ. Berbeda dengan bacteria, tRNA inisiator eukariot diaminoasetilasi dengan metionin normal, bukan oleh Nโformilmetionin.
2. Kompleks preโinisiasi selanjutnya bergabung dengan ujung 5โฒ the mRNA. Tahap ini memerlukan kompleks pengikatan tudung (cap binding complex), kadangโkadang disebut eIFโ4F, yang terdiri dari faktor inisiasi eIFโ4A, eIFโ4E dan eIFโ4G.
โข Faktor inisiasi eIFโ4G berfungsi sebagai jembatan antara eIFโ4E (yang terikat pada tudung) dan eIFโ3 (yang terikat pada kompleks preโinisiasi) (Hentze, 1997). Hasil dari tahap ini adalah kompleks preโinisiasi menjadi terikat pada daerah ujung 5โฒ mRNA. Pengikatan ini juga dipengaruhi oleh ekor poli (A) ujung 3โฒ mRNA. Interaksi ini diduga dimediasi oleh protein PADP (polyadenylateโbinding protein), yang terikat pada ekor poli(A).
3. Setelah kompleks preโinisiasi mengikat ujung mRNA, kompleks ini sekarang disebut kompleks inisiasi (initiation complex), harus menggeserkan posisinya (scanning) sepanjang mRNA sampai mencapai kodon inisiasi.
โข Daerah yang harus dipindai (scanning) ini, disebut daerah leader mRNA eukariotik, panjangnya dapat beberapa puluh, atau bahkan ratusan nukleotida dan seringkali mengandung daerah yang membentuk struktur tusuk konde (hairpins) dan struktur pasangan basa lain. Ada dugaan, struktur tersebut dihilangkan oleh kombinasi faktor inisisiasi eIFโ4A dan eIFโ4B.
โข Faktor inisiasi eIFโ4A, dan mungkin juga eIFโ4B, mempunyai aktivitas helikase yang dapat memutuskan ikatan basa intramolekuler mRNAhas sehingga dapat melapangkan jalan kompleks inisiasi.
โข Kodon inisiasi, yang biasanya 5โฒโAUGโ3โฒ pada eukariot, dapat dikenali sebab urutan ini terdapat dalam urutan konsensus pendek, 5โฒโACCAUGGโ3โฒ, yang dikenal sebagai konsensus Koza (Kozak consensus).
4. Ketika kompleks inisiasi telah menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan mengikat kompleks inisiasi ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP dan pelepasan faktorโfaktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada tahap ini adalah eIFโ5 (yang membantu pelepasan faktorโfaktor inisiasi lain) dan eIFโ6 (yang bergabung dengan subunit besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada subunit kecil di dalam sitoplasma).
Jual minyak argan ยท 325 weeks ago
inex99 22p ยท 152 weeks ago
slot indonesia
situs slot
mesin slot
situs pulsa
slotrtp
rtpslot
situsrtpslot
situs deposit 5000
cracked-apps ยท 126 weeks ago
inkscape full crack
karafun player full crack
crack mp4 to mp3 converter
frederick292 4p ยท 122 weeks ago
Cellobet ยท 119 weeks ago
fani ยท 112 weeks ago
Bobby ยท 54 weeks ago