Pada suatu waktu, seorang raja mendengar ada seorang penggembala cilik yang jujur. Beliau pun tertarik untuk membuktikan kejujuran anak itu.
Suatu hari raja tersebut menjumpainya dengan menyamar sebagai warga biasa, ketika penggembala tersebut sedang menggiring domba-dombanya. Raja pun segera menegurnya, "Hai anak kecil! Kamu menggembalakan dombamu dengan sangat baik. Aku ingin membeli sebagian dari domba-dombamu yang sehat ini dengan harga dua kali lipat!"
Sang anak tidak mengetahui bahwa yang menegurnya itu adalah seorang raja karena pakaiannya sangat sederhana dan merakyat. Ia menjawab, "Maaf, Tuan, domba-domba ini bukan milikku! Aku tidak bisa menjualnya!"
Ternyata anak itu tidak tergiur dengan tingginya harga yang raja tawarkan. Raja kembali membujuk, "Ia tidak akan tahu jika beberapa dombanya aku beli karena domba-domba peliharaannya begitu banyak!"
Dengan sifat kejujurannya itu, si penggembala cilik tidak bergeming. Ia berkata, "Tidak, ia akan tahu jika domba yang ia titipkan padaku berkurang jumlahnya!"
Raja tidak putus asa untuk menawarkan ide lain, "Katakan saja kepada majikanmu bahwa dombanya dimakan serigala!"
Sang penggembala cilik terdiam. Raja merasa bahwa kali ini ia berhasil meruntuhkan kejujuran sang penggembala cilik. Tiba-tiba anak itu berkata, "Mungkin majikanku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada domba-dombanya. Akan tetapi, tuhan Maha tahu!" jawab penggembala cilik singkat.
Luar biasa, raja begitu terharu melihat kejujuran seorang anak kecil penggembala domba tersebut. Raja segera menemui majikan anak itu dan membayar sejumlah uang untuk membebaskan penggembala jujur itu dari perbudakannya. Sang raja pun melepasnya sebagai seorang hamba Allah yang merdeka
Suatu hari raja tersebut menjumpainya dengan menyamar sebagai warga biasa, ketika penggembala tersebut sedang menggiring domba-dombanya. Raja pun segera menegurnya, "Hai anak kecil! Kamu menggembalakan dombamu dengan sangat baik. Aku ingin membeli sebagian dari domba-dombamu yang sehat ini dengan harga dua kali lipat!"
Sang anak tidak mengetahui bahwa yang menegurnya itu adalah seorang raja karena pakaiannya sangat sederhana dan merakyat. Ia menjawab, "Maaf, Tuan, domba-domba ini bukan milikku! Aku tidak bisa menjualnya!"
Ternyata anak itu tidak tergiur dengan tingginya harga yang raja tawarkan. Raja kembali membujuk, "Ia tidak akan tahu jika beberapa dombanya aku beli karena domba-domba peliharaannya begitu banyak!"
Dengan sifat kejujurannya itu, si penggembala cilik tidak bergeming. Ia berkata, "Tidak, ia akan tahu jika domba yang ia titipkan padaku berkurang jumlahnya!"
Raja tidak putus asa untuk menawarkan ide lain, "Katakan saja kepada majikanmu bahwa dombanya dimakan serigala!"
Sang penggembala cilik terdiam. Raja merasa bahwa kali ini ia berhasil meruntuhkan kejujuran sang penggembala cilik. Tiba-tiba anak itu berkata, "Mungkin majikanku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada domba-dombanya. Akan tetapi, tuhan Maha tahu!" jawab penggembala cilik singkat.
Luar biasa, raja begitu terharu melihat kejujuran seorang anak kecil penggembala domba tersebut. Raja segera menemui majikan anak itu dan membayar sejumlah uang untuk membebaskan penggembala jujur itu dari perbudakannya. Sang raja pun melepasnya sebagai seorang hamba Allah yang merdeka