Prihatin atas konsumerisme masyarakat membuat profesor asal Amerika Serikat memiliki gaya hidup yang kontroversial. Jeff Ferrell, profesor di Texas Christian University (TCU), memilih mengais tempat sampah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, Ferrell tidak mau egois. Profesor sosiologi ini menyortir tempat sampah dan memberikan sebagian besar apa yang dia temukan kepada teman atau kaum papa yang membutuhkan.
Hasil dari pencarian ini membuat ruang tamunya dipenuhi banyak barang. Dia mengisinya dengan peralatan gudang, seperti sekrup hingga alat-alat listrik. Uniknya, profesor nyentrik ini tidak pernah membayar untuk sebatang sabun atau perlengkapan kantor.
Profesor usia 57 tahun ini dikenal karena kerap memberikan makanan hasil ‘temuan’ untuk teman-temannya. Namun, dia memberikannya masih dalam kemasan. Sang profesor mengais barang-barang ini menggunakan sepeda dengan berkeliling di dekat rumahnya.
Kenapa Ferrell senang mengais tempat sampah? Pria bertubuh kurus dan sangat energik ini mengaku sangat tertarik mengeksplorasi efek buruk dari konsumerisme di masyarakat. “Saya pikir adalah mengerikan karena mereka hanya membuang sampah dan memenuhi tempat sampah. Saya pikir hal ini sangat menganggu, mengingat kebutuhan barang dalam masyarakat kita,” jelasnya saat diwawancaraReuters, Rabu (7/12/2011).
Namun, tidak semua barang hasil temuan digunakan keluarganya. Istri Ferrell, Karen, mengaku tidak semua pakaiannya berasal dari tempat sampah. Ini juga berlaku untuk perabotan yang ada di rumah mereka.
Hal ini berkebalikan dengan Ferrell, yang mengaku tidak pernah membeli pakaian untuk dirinya sendiri. Ferrell meyakini, mengais barang di tempat sampah adalah hidupnya. Dia memutuskan hidup mengandalkan hasil buangan orang lain sejak 10 tahun lalu. Saat itu, dia baru saja pindah ke Texas dari Arizona.
Dia menyalahkan kebiasaan buruk banyak orang di Amerika yang memilih membuang barang ketimbang menyumbangkannya untuk amal. “Hal ini perlu dimasukkan kembali dalam kehidupan masyarakat kita. Saat iPhone edisi terbaru keluar setiap enam bulan, hal ini membuat banyak iPhone edisi sebelumnya harus dibuang,” jelasnya.
Hal yang sama berlaku untuk gaya dan warna terbaru di dunia fashion. Ferrell yang pernah menjadi profesor kriminologi tamu di University of Kent di Inggris, telah menulis sembilan buku, termasuk “Kekaisaran Mengais” pada 2006. Selama ini, dia mendeteksi adanya ‘kejahatan dalam masyarakat terhadap kaum miskin’.
Ferrell menyortir temuannya dalam sebuah kamar di belakang rumah. Sebuah tumpukan selimut wol tebal akan diberikan ke tempat penampungan tunawisma, ditambah dengan tas ransel dan celana jeans. Sementara sebuah toko kecil di dekat rumahnya mendapat peralatan kecil dan barang lainnya.
Sesekali, dia memberikan set perlengkapan untuk sekelompok mahasiswa imigran di TCU, yang sedang belajar memperbaiki sepeda. Teman-temannya juga mendapatkan pakaian. Dia mengaku, jarang punya masalah dengan polisi atau pemilik toko. “Saya belajar menjadi anggota masyarakat yang baik dan menyelesaikan semua masalah. Saya mencoba untuk meninggalkan situasi lebih rapi daripada saat saya datang,” pungkas Ferrell.