Jika biasanya daun kering di sekitar kita sering dianggap sebagai sampah yang hanya bisa dibakar dan dibuang, ternyata daun kering bisa dimanfaatkan dan berubah menjadi salah satu karya seni bernilai ekonomis. Kerajinan tangan dari daun kering pasti gampang-gampang susah, yang penting niatnya ingin belajar. Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal akan kekayaan alamnya. Aneka ragam hayati tumbuh di negara yang dilintasi garis khatulistiwa ini. Tak terhitung jumlah pepohonan dengan aneka ragam bentuk dan warna daunnya. Dari mulai daun saga, daun pisang, hingga daun talas yang berukuran besar. Kerajinan tangan dari daun sebaiknya memilih daun yang berjatuhan di tanah, mulai dari yang berwarna kuning sampai cokelat yang benar-benar kering dan ukuran daun bisa disesuaikan dengan produk yang akan di buat. Daun yang masih berwarna hijau juga bisa digunakan, hanya memakan waktu lebih lama ketika perebusan (dikarenakan di dalamnya masih banyak tersimpan zat hijau daun).
Proses pembuatan :
Proses pembuatannya sederhana. “Jaman dulu hanya ditaruh di dalam buku, gitu, Itu naman herbarium,” paparnya. Sekarang proses pembuatannya sudah lebih dikembangkan. Tidak hanya sekadar disimpan di antara tumpukan kertas. Perendaman bisa membuat hasil lebih artistik. Semakin busuk semakin mahal harganya. Karena tinggal tulang-tulangnya saja. Dijual perlembar seharga Rp 3500 – 4000. 1 minggu sudah jadi. Butuh sabar dan telaten. Kalau tidak, daun bisa hancur. Setelah daging daun hilang, kemudian dimasukkan diantara kertas koran. Setelah kering diseterika satu persatu. Tidak boleh dijemur. Sebab hasilnya bisa keriting.Semua daun bisa digunakan untuk membuat karya seni ini. Asalkan yang berbatang kayu. Sedangkan tanaman berbatang basah tetap bisa. Namun tidak ekonomis. Karena kandungan airnya terlalu banyak. Sehingga mudah berjamur. alangkah lebih baik lagi jika mengambil daun yang sudah kering. Kalau kebanyakan ngambil daun yang masih hijau bisa merusak lingkungan.
Proses pembuatan :
Proses pembuatannya sederhana. “Jaman dulu hanya ditaruh di dalam buku, gitu, Itu naman herbarium,” paparnya. Sekarang proses pembuatannya sudah lebih dikembangkan. Tidak hanya sekadar disimpan di antara tumpukan kertas. Perendaman bisa membuat hasil lebih artistik. Semakin busuk semakin mahal harganya. Karena tinggal tulang-tulangnya saja. Dijual perlembar seharga Rp 3500 – 4000. 1 minggu sudah jadi. Butuh sabar dan telaten. Kalau tidak, daun bisa hancur. Setelah daging daun hilang, kemudian dimasukkan diantara kertas koran. Setelah kering diseterika satu persatu. Tidak boleh dijemur. Sebab hasilnya bisa keriting.Semua daun bisa digunakan untuk membuat karya seni ini. Asalkan yang berbatang kayu. Sedangkan tanaman berbatang basah tetap bisa. Namun tidak ekonomis. Karena kandungan airnya terlalu banyak. Sehingga mudah berjamur. alangkah lebih baik lagi jika mengambil daun yang sudah kering. Kalau kebanyakan ngambil daun yang masih hijau bisa merusak lingkungan.
Daun kering supaya tetap berwarna cokelat direndam dengan asam sitrat. Atau cittrun zuur yang sering digunakan sebagai salah satu bahan pembuat kue. Untuk mempertahankan warna hijau, dibutuhkan ramuan lain. Gunakan garam dan soda kue. Konsentrasi asam sitrat : 1 liter air : 1 sendok makan asam sitrat. Daun sebanyak 1 tas kresek.Berbagai jenis produk yang dihasilkan diantaranya yaitu: kotak daun dalam berbagai macam kebutuhan. Contohnya : kotak hias, kotak perhiasan, kotak sampah, kotak kaset, vcd, kotak tisu, make up. Berbagai macam cindera mata dan perlengkapan untuk perkawinan, ulang tahun, seminar dan rapat. Guci berlapis daun, tata daun dalam pigura atau lukisan daun, serta berbagai bentuk kap lampu duduk dan dinding.
Jenis Tanaman yang biasa digunakan adalah :
- Daun kupu-kupu
- Daun Nangka
- Daun jambu biji
- Rumput tekian
- Rumput jagoan
Selain kerajinan yang di atas, ada juga karya seni dari daun kering yang seperti ini:
Seni ukir pada daun kering