Pernah liat salah satu iklan rokok dengan kambing dan rumputnya dengan pesan yang sangat familiar di telinga kita? Ya, pesan berupa rumput tetangga selalu lebih hijau itulah yang gue maksud. Siapa yang ga pernah merasa kalau rumput tetangga jauh lebih hijau dari rumput sendiri? Perasaan ini suka sesekali muncul kalau kebanyakan lihat rumput orang lain memang.
Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, katanya. Tapi apakah kalian sudah lihat kondisi rumput kalian sendiri? Mungkinkah mata kita terlalu lama memandang rumput orang lain, hingga lupa rumput sendiri? Lupa untuk merawatnya, lupa memanfaatkannya. Tak ada habisnya memang kalau lihat rumput orang lain, tapi tentu selalu ada waktu untuk melihat rumput kita sendiri. Cobalah mulai sekarang perhatikan rumput kita yang lama tak diindahkan. Merasa ada yang salah? Coba telaah lagi apa penyebabnya. Bahkan ga ada salahnya kalau rumput tetangga yang kita anggap hijau tadi justru dijadikan sebuah pembelajaran, sebuah motivasi. Alangkah baiknya lagi jika kita bertanya sedikit kepada tetangga kita. Siapa tau mereka punya rahasia sukses dibalik hijaunya rumput tersebut?
Tunggu, atau jangan-jangan rumput kita sendiri sebenarnya sudah hijau dan bahkan lebih enak dipandang dibanding rumput-rumput tetangga tadi? Yuk, coba mulai perhatikan rumput sendiri.