Alam itu menyimpan sejuta misteri yang tidak kita ketahui, namun kini sejumlah kejadian yang terjadi di alam ini perlahan terungkap berkat rasa keingintahuan manusia yang begitu kuat. Bahkan tidak menutup untuk kejadian-kejadian yang terbilang aneh sekalipun, semuanya jadi mudah diterima oleh akal sehat manusia. Mengapa demikian ??? Itu semua karena manusia mau membaca dan berpikir tentang apa-apa saja yang terjadi di sekitarnya.
Manusia dibekali dengan akal dan itu merupakan anugerah yang tak ternilai serta sangat patut untuk disyukuri. Namun perlu kita garisbawahi di sini bahwa memang hanya sekian persen saja dari manusia di bumi ini yang mau mengoptimalkan akalnya tersebut. Sebagian manusia lebih suka mempekerjakan akalnya untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati nuraninya. Entah barangkali juga mereka terinspirasi dengan dongeng si Kancil yang selalu mujur dengan tipuan mautnya, atau apalah … Yang terpenting yang perlu kita cerna kembali adalah bahwa kita manusia sangat berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, terlebih hewan atau binatang yang hanya mengandalkan insting yang dimilikinya, tanpa punya akal seperti kita.
Hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya merupakan bagian dari alam ini. Bahkan jika kita perhatikan secara seksama, kita akan mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga dari mereka. Namun itu semua tentunya membutuhkan proses yang ditandai dengan adanya suatu percobaan berkali-kali, sehingga bisa diterima oleh khalayak ramai dan tentunya tidak berlawanan dengan hati nurani. Kebanyakan manusia saat ini tidak mau lagi ambil pusing dengan proses di atas, mereka lebih senang menikmati apa yang sudah ada. Pola pikir seperti ini bagus untuk sementara waktu, tapi tidak untuk waktu yang panjang.
Konsekuensi dari kehidupan yang serba praktis di atas menimbulkan berbagai persoalan pelik yang berlaku secara umum. Alam menjadi murka karena manusia tidak lagi mau mengambil hikmah atau pelajaran dibalik setiap kejadian yang terjadi di alam ini. Manusia menjadi semakin egois dan serakah. Sekali lagi manusia menampilkan wujud buruknya seperti yang terjadi di zaman dahulu.
Mungkin dengan kerendahan hati belajar dari alam sekitar merupakan salah satu wujud syukur manusia karena telah dianugerahi aset yang tak ternilai, yakni akal.